Pemerintah Akan Reformasi Koperasi untuk Tingkatkan Kemudahan Berusaha
Indonesia Deregulation of Cooperatives to Increase Ease of Doing Business
Reporter : Gusmiati Waris
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani
Bekasi, Jawa Barat (B2B) - Presiden RI Joko Widodo menyatakan prihatin terhadap kemudahan berusaha masih rendah, pada peringkat 109 di bawah Malaysia, dan Menteri Koperasi dan UKM AAGN Puspayoga mendapat instruksi untuk melakukan deregulasi dan reformasi terhadap koperasi dengan melibatkan kepala daerah di tingkat bupati/walikota hingga gubernur.
"Sesuai harapan Presiden Jokowi, kita harus melakukan reformasi total terhadap koperasi apalagi kemudahan berusaha di Indonesia masih rendah, dan tercatat bahwa masyarakat tidak mudah melakukan usaha sementara pada peringkat kemudahan berusaha di Indonesia di bawah Malaysia," kata Puspayoga pada peringatan Hari Koperasi ke-69 di Bekasi pada Selasa (2/8).
Dia menambahkan, Presiden Jokowi menyampaikan program deregulasi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang menitikberatkan pada sektor infrastruktur, pariwisata, energi dan kemaritiman sehingga koperasi dapat mengikuti untuk berkembang mendorong pertumbuhan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja.
Puspayoga memberi contoh tentang pembangunan infrastruktur khususnya akses jalan akan memberi peluang tumbuhnya pusat-pusat perdagangan.
Menurutnya, Kemenkop dan UKM sudah menggulirkan program reformasi total koperasi dengan melakukan rehabilitasi melalui pembaharuan database koperasi di Indonesia, diikuti langkah reorientasi koperasi dengan mengutamakan kualitas ketimbang kuantitas koperasi.
"Lebih baik jumlah koperasinya sedikit tapi berkualitas. Yang wajib banyak itu ya jumlah anggotanya. Makin banyak jumlah anggota, maka makin berkualitas koperasi tersebut. Koperasi harus hidup dan berkualitas agar bisa menghidupkan masyarakat," kata Puspayoga.
Menkop juga menyinggung tentang masih banyak koperasi yang tidak melaksanakan usaha secara optimal meskipun ada koperasi dengan omset triliunan rupiah.
Bekasi, West Java (B2B) - President Joko Widodo admitted concern on the ease of doing business in Indonesia is still low, ranking 109 under Malaysia, and the Minister of Cooperatives and SMEs AAGN Puspayoga instructed to deregulate and reform of cooperative involving the regional heads across the country.
President Widodo instructed reform of cooperative for ease of doing business in Indonesia is still low, and the ranked below Malaysia," Minister Puspayoga said on the commemoration Day of Cooperative here on Tuesday (August 2).
He added, President Widodo instructed deregulation of to promote economic growth with a focus on infrastructure, tourism, energy and maritime that cooperatives could boost economic growth and create jobs.
Puspayoga gave the example of infrastructure development, especially access roads to encourage the economic development of the people.
According to him, the ministry has done a reform program for cooperatives database update, then the reorientation of of cooperative with the priority of quality rather than quantity of cooperatives.
"The quality is better than the priority number of cooperatives. Should the number of members of the cooperative are propagated, and not the number of cooperatives," Puspayoga said.
He also mentioned that there are many cooperatives that are not optimally carry out their business activities, although there is of cooperatives with a turnover trillion rupiah.
