Wiranto Bantah Tudingan Pemerintah Konspirasi dengan KPU dan Bawaslu

Indonesia Election Fraud Allegations are `Baseless` -Security Minister

Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi


Wiranto Bantah Tudingan Pemerintah Konspirasi dengan KPU dan Bawaslu
Foto: Reuters

MENTERI Koordinator Polhukam Wiranto mengatakan pada Rabu membantah tudingan bahwa Pemerintah RI, Komisi Pemilihan Umum [KPU] dan Badan Pengawas Pemilu [Bawaslu] melakukan kecurangan sistematis pada Pemilihan Umum Serentak [Pemilu] pekan lalu, yang disebutnya sebagai tudingan ´tidak berdasar´ dan mengancam keamananan nasional.

Presiden RI Joko Widodo telah menyatakan menang mengacu pada hitung cepat [quick count] sejumlah lembaga survei, dengan perolehan 55% suara pemilih. Penantangnya, Prabowo Subianto menuding terjadi kecurangan dan ngotot bahwa dia yang menang.

Hasil quick count berdasarkan random sampling dari suara pemilih oleh sejumlah lembaga survei terkemuka terbukti akurat dalam Pilkada, Pilpres dan Pileg sebelumnya, meskipun hasil resmi Pemilu baru akan diumumkan KPU pada 22 Mei 2019.

Pada 2014, Prabowo juga mengklaim kemenangan pada petang hari setelah pemungutan suara berlangsung, dan kemudian menggugat hasil Pilpres 2014 ke Mahkamah Konstitusi, yang kemudian memutuskan bahwa Jokowi yang menang.

Tim pemenangan maupun pendukung mengklaim menemukan perbedaan jumlah daftar pemilih dan dugaan kecurangan di daerah khususnya Jawa Timur, yang menuding bahwa pihak-pihak terkait melakukan penggelembungan surat suara yang mendukung Jokowi.

Media sosial juga dibanjiri tudingan teori konspirasi.

"Tuduhan itu tendesius dan tidak berdasar, juga fitnah, tidak benar dan tidak berdasar. Mereka berupaya mendelegitimasi pemerintah dan penyelenggara pemilu," kata Menko Polhukam Wiranto kepada pers.

KPU dan Bawaslu adalah badan independen dengan komisioner yang dipilih oleh DPR, bukan ditunjuk pemerintah, katanya.

"Dengan penjelasan ini, saya berharap masyarakat tidak percaya dengan berita yang menyesatkan, atau bahkan terpancing untuk melakukan kegiatan yang dapat mengganggu ketertiban dan keamanan nasional," kata Wiranto.

Dunia internasional memuji Pemilu Serentak 2019 di Indonesia, yang merupakan pemilihan satu hari terbesar di dunia, berlangsung secara damai dan transparan, dengan hadirnya para pemantau Pemilngamat asing anyak pihak memantau proses termasuk pengamat asing, katanya.

Wiranto menyampaikan terima kasih cita pada petugas Pemilu dan aparat keamanan yang bertugas mendukung sukses kegiatan Pemilu, seraya menyampaikan turut berduka cita atas meninggalnya 139 petugas pemungutan suara karena kelelahan seperti dikutip Reuters yang dilansir MailOnline.