Ribuan Orang Berjibaku Atasi Kebakaran Hutan dan Lahan

Subterranean Blaze: Indonesia Struggles to Douse Undergound Fires

Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi


Ribuan Orang Berjibaku Atasi Kebakaran Hutan dan Lahan
Kebakaran gambut dapat mengeluarkan asap tiga kali lipat per kilogram material dibandingkan kebakaran hutan suhu tinggi [Foto: AFP/MailOnline]

RIBUAN petugas pemadam kebakaran Indonesia berjibaku memadamkan kebakaran hutan dan lahan - utamanya sekam di lahan gambut yang dikhawatirkan memicu pemanasan global. 

Nyala api besar melanda hutan hujan Kalimantan, melepaskan kabut asap beracun di Asia Tenggara yang membahayakan kesehatan dan membuat gusar negara-negara tetangga.

Pemerintah mengerahkan lebih dari 9.000 personel didukung TNI dan Polri untuk memadamkan kobaran api yang mengubah hutan dan lahan menjadi lahan tandus setelah kebakaran melanda Sumatera dan Kalimantan.

Namun banyak dari nyala api membara jauh di bawah tanah menjadi sekam yang dikenal sebagai lahan gambut, sekam bisa bertahan berbulan-bulan dan melepaskan asap tebal.

"Jauh lebih sulit untuk memerangi kebakaran di lahan gambut," kata relawan pemadam Hendri Kusnardi kepada AFP di luar kota Pekanbaru, ibukota Riau yang dilanda kabut asap.

"Bahkan setelah kita berhasil memadamkan api di tanah, kadang-kadang itu belum berakhir karena masih terbakar di bawah tanah. Dan keesokan paginya api akan menyala kembali."

Penyebab di balik kobaran api Indonesia biasanya adalah kebakaran ilegal yang dilakukan untuk membuka lahan bagi industri minyak kelapa sawit dan kayu pulp yang menguntungkan - dan situasi tahun ini telah diperburuk oleh cuaca yang lebih kering.

Beberapa kebakaran paling serius terjadi di lahan gambut yang kaya karbon - dengan lapisan bahan tanaman terurai setebal beberapa meter - yang menjadi sangat mudah terbakar ketika dikeringkan dengan air untuk dikonversi menjadi perkebunan.

"Kebakaran hutan dan lahan gambut yang terjadi setiap tahun adalah krisis yang diciptakan oleh perilaku manusia," kata Rusmadya Maharuddin, seorang juru kampanye hutan di Greenpeace Indonesia.

"Terkadang api akan terus menyala selama berbulan-bulan, melepaskan emisi dan menyebabkan kabut asap."

Kebakaran gambut dapat mengeluarkan asap tiga kali lipat per kilogram material dibandingkan kebakaran hutan suhu tinggi, tambahnya.

Pada puncak kebakaran hutan Indonesia tahun 2015 - yang terburuk dalam dua dekade - api di hutan rawa gambut mengeluarkan hampir 16 juta ton emisi karbon setiap hari, lebih dari seluruh ekonomi AS pada periode yang sama, menurut pengawas Uni Internasional untuk Konservasi Alam.

Di seberang Samudra Pasifik, kebakaran besar yang melanda Amazon menambah kekhawatiran tentang dampak jangka panjangnya, karena meningkatnya wabah kebakaran secara global menciptakan lebih banyak emisi gas rumah kaca dan mempersulit untuk membatasi kenaikan suhu, kata para ahli seperti dikutip AFP yang dilansir MailOnline.

THOUSANDS of Indonesian firefighters are locked in an around-the-clock game of Whack-a-Mole as they battle to extinguish an invisible enemy -- underground fires that aggravate global warming.

Vast blazes are ripping across the archipelago's rainforests, unleashing a toxic haze over Southeast Asia that has triggered health fears and sent diplomatic tensions with Indonesia's neighbours soaring.

Jakarta deployed more than 9,000 personnel to battle fires turning land into charred landscapes and consuming forests in hard-hit Sumatra and Borneo island.

But many of the blazes smoulder deep underground in once-swampy areas known as peatlands, where they can last for months and release eye-watering amounts of thick, acrid smoke.

"It's so much harder to fight fires on peatlands," a dirty and exhausted Hendri Kusnardi told AFP outside smog-hit Pekanbaru city in Sumatra.

"Even after we've managed to put out a fire on the ground, sometimes it is not over because it's still burning underground. And then the next morning the ground fire will just reignite."

The culprit behind Indonesia's blazes is usually illegal fires set to clear land for the lucrative palm oil and pulpwood industries -- and the situation this year has been worsened by drier weather.

Some of the most serious fires happen in carbon-rich peatlands -- topped with layers of decomposed plant material several metres thick -- which become highly combustible when they're drained of water to be converted into plantations.

"The forest and peatland fires that occur every year are a crisis created by human behaviour," said Rusmadya Maharuddin, a forest campaigner at Greenpeace Indonesia.

"Sometimes the fires will continue to burn for months, releasing emissions and causing haze."

Peat fires can belch out three times as much smoke per kilogramme of material than high-temperature forest fires, she added.

At the peak of Indonesia's 2015 forest fires -- the country's worst in two decades -- blazes in peat swamp forests emitted nearly 16 million tonnes of carbon emissions daily, more than the entire US economy in the same period, according to watchdog The International Union for Conservation of Nature.

Across the Pacific Ocean, huge fires tearing through the Amazon are compounding concerns about the long-term impact, as increasing fire outbreaks globally creates more greenhouse gas emissions and makes it harder to limit temperature rises, experts say.