Yaman Dilanda Konflik, Kemlu Berupaya Evakuasi 70 WNI

Indonesian Foreign Ministry: 70 Indonesians Request Evacuation from Yemen

Reporter : Rizki Saleh
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


Yaman Dilanda Konflik, Kemlu Berupaya Evakuasi 70 WNI
Pemberontak Houthi, kelompok militer yang sangat berpengaruh di utara Yaman, saat ini telah menguasai sebagian Yaman yang membentang dari Saada di utara ke bagian selatan dari Sanaa (Foto: MailOnline)

Jakarta (B2B) - Kementerian Luar Negeri RI menyatakan sekitar 70 warga negara Indonesia (WNI) telah mendaftarkan diri ke KBRI di Sana'a, ibukota Yaman untuk segera dievakuasi dari Yaman.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri RI, Armanatha Nasir mengatakan sampai sekarang proses yang masih harus dijalani para WNI sebelum dievakuasi adalah meminta surat izin keluar dari Pemerintah Yaman.

"Tentu hal ini perlu proses, mereka butuh exit permit (izin keluar) dari pemerintah Yaman. Sejauh ini sudah ada 20 WNI yang mendapat exit permit," kata Arrmanatha Nasir di Jakarta, Kamis.

Arrmanatha mengatakan, proses selanjutnya adalah mengatur penerbangan bagi para WNI yang sudah mendapat izin keluar untuk kembali ke Indonesia.

Menurutnya, keadaan di ibu kota Yaman, Sana'a, sampai saat ini masih tetap dapat ditoleransi walaupun tidak bisa dikatakan ada dalam situasi yang aman.

Pemberontak Houthi, kelompok militer yang sangat berpengaruh di utara Yaman, saat ini telah menguasai sebagian Yaman yang membentang dari Saada di utara ke bagian selatan dari Sanaa.

Sebelumnya, Kemlu RI menyebutkan ada sekitar 4.000 WNI berada di Yaman, dan 100 diantaranya berada di Sana'a, ibu kota Yaman yang paling terkena dampak gangguan keamanan akibat situasi politik di negara itu.

Menlu RI Retno LP Marsudi sudah memberi instruksi kepada KBRI di Sana'a untuk mengumumkan rencana evakuasi kepada WNI di Yaman.

Setidaknya sudah ada dua langkah awal yang telah disiapkan dalam rencana evakuasi itu.

Pertama, KBRI sudah membentuk beberapa safe house (tempat perlindungan) bagi para WNI di Yaman, seperti Wisma Duta, Kantor KBRI, dan Kantor Sekretariat Persatuan Pelajar Indonesia (PPI).

Kedua, KBRI sudah mulai memetakan rute-rute yang aman untuk dilalui dan moda transportasi yang aman untuk digunakan dalam proses pemulangan ke Indonesia.

Jakarta (B2B) - The Indonesian Foreign Affairs Ministry stated on Thursday that some 70 Indonesian citizens in Yemen have registered themselves at the Indonesian Embassy there seeking evacuation.

Spokesperson for the Foreign Affairs Ministry Arrmanatha Nasir said here Thursday that to be evacuated, Indonesian citizens should first get an exit permit from the Yemeni Government.

"There are procedures. They will need an exit permit from the Yemeni Government. So far, some 20 of them have received the permits," Nasir added.

The Indonesian Government will arrange flights to bring back its citizens who have been granted the permits.

The Ministry Spokesperson noted that conditions in Sanaa, the capital of Yemen, were tolerable, although not safe.

Houthi rebels, the most powerful and organized political and military group in northern Yemen, have taken control of a large area stretching from Saada in the north to the south of Sanaa.

"According to reports from the Indonesian Embassy, regions quite far from the capital city Sanaa are calmer," he pointed out.

Previously, the Ministry stated there were around 4,000 Indonesian citizens living in Yemen; some 100 of them in Sanaa, which is the most affected city by the political turmoil in the country.

Earlier, Foreign Minister Retno LP Marsudi instructed the Indonesian Embassy in Yemen to announce a plan to evacuate Indonesian citizens from the Arab country.

The government has since taken two major steps.

The first step was to set up several safe houses for its citizens, such as at Wisma Duta, the Indonesian Embassy office, and the Indonesian Students Unity (PPI) Secretariat building.

The second step was to prepare safe routes through its Embassy to transport Indonesian citizens to a place from where they could be flown back home.