Emilia Suhaimi: Pengenaan Tarif Hambat Produk UKM Indonesia Hadapi MEA

Indonesian Senior Official Revealed Tariffs Hamper SMEs Export Products Facing MEA

Reporter : Gusmiati Waris
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


Emilia Suhaimi: Pengenaan Tarif Hambat Produk UKM Indonesia Hadapi MEA
Deputi Bidang Pemasaran dan Jaringan Usaha Kemenkop dan UKM Emilia Suhaimi (Foto: istimewa)

Jakarta (B2B) - Pemerintah RI khususnya Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) berupaya menghilangkan hambatan tarif yang diberlakukan pada UKM agar dapat berkembang secara pesat untuk perdagangan bebas menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

Deputi Bidang Pemasaran dan Jaringan Usaha Kemenkop dan UKM Emilia Suhaimi mengatakan pemerintah terus mendorong industri UKM untuk dapat membuka pasar internasional, sebagai antisipasi produk dalam negeri menghadapi berlakunya perdagangan bebas ASEAN-China.

"Secara teknis, UKM bakal terkena hambatan tarif. Ini yang juga jadi PR (pekerjaan rumah, red) pemerintah untuk segera menghilangkan tarif yang berlaku pada UKM agar dapat berkembang secara pesat untuk perdagangan bebas nantinya," kata Emilia kepada pers di kantornya di Jakarta, belum lama ini.

Dia mengakui, upaya tersebut tidak akan maksimal tanpa dukungan penuh dari kebijakan pemerintah yang berpihak pada UKM. Hambatan-hambatan tarif bakal menganggu arus perdagangan produk UKM jika tak segera diatasi pemerintah.

Emilia mengingatkan adanya tiga alasan produk-produk UKM domestik harus berorientasi ekspor. Manfaat pertama, keuntungan yang dihasilkan akan jauh lebih besar apabila diekspor.

"Kalau kita bisa ekspor, sudah pasti kita bisa aman. Apalagi kita bahan bakunya lokal, jadi tidak kena kurs dolar yang meningkat, melainkan justru menambah pemasukan dibanding jual di dalam," kata Emilia.

Menurutnya, ekspor merupakan strategi jitu terhadap ekspansi industri dan pasar itu sendiri. Pasalnya, produk UKM tidak akan berkembang jika hanya dipasarkan di dalam negeri.

Ketiga, dapat mengetahui perkembangan pasar bebas karena saat ini beberapa produk yang berasal dari anggota ASEAN mulai mencuri start dengan mencoba mengekspansi ke negara-negara tujuan ASEAN lainnya.

Jakarta, Indonesia (B2B) - The Indonesian government, especially the Ministry of Cooperatives and Small and Medium Enterprises (SMEs) seeks to eliminate tariff barriers imposed on SMEs in order to develop the free trade deal the ASEAN Economic Community (AEC).

Deputy Head of Marketing and Business Network of Indonesian Cooperatives and SMEs, Emilia Suhaimi said the government continues to encourage SME industry are able open the international market, to anticipate the implementation of the ASEAN-China free trade.

"Technically, SMEs will be affected by tariff barriers. The obligation for the government eliminate tariffs imposed on SMEs in order to develop the free trade deal," Mrs Suhaimi told reporters at his office here recently.

She admitted, these efforts will not be maximized without the support of government policy in favor of SMEs. Tariff barriers would disrupt trade flows of products of SMEs if not immediately find a solution.

Mrs Suhaimi reminded there are three reasons for export-oriented products. The first benefit of exports, more profit than selling it within the country.

"Export activity is definitely beneficial. Products with domestic raw materials are not overburdened exchange rates, adding to foreign exchange," she said.

According to her, export an appropriate strategy for the expansion of industry and the market itself. Because the products of SMEs if only rely on the domestic market will be difficult to develop.

Third, can determine the development of the free market because today some products from ASEAN member countries try to expand into other ASEAN destinations.