Anggaran Kemenkop Dikurangi, Tak Surutkan Langkah Revitalisasi 51 Pasar Rakyat

Indonesian Govt will Revitalize 51 Local Markets Accross the Country

Reporter : Gusmiati Waris
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


Anggaran Kemenkop Dikurangi, Tak Surutkan Langkah Revitalisasi 51 Pasar Rakyat
Sekretaris Kemenkop UKM Agus Muharram (tengah) Foto: B2B/Gusmiati Waris

Jakarta (B2B) - Kementerian Negara Koperasi dan UKM menegaskan komitmennya untuk melanjutkan program
revitalisasi 51 pasar rakyat di 24 provinsi meskipun anggaran minim lantaran alokasi APBN 2017 menurun ketimbang 2016, sehingga dituntut kerja keras dan mengoptimalkan sumber daya di kementerian.

"Kementerian dituntut kreatif memanfaatkan anggaran meskipun alokasinya menurun dari tahun lalu, jangan karena anggaran terbatas lantas kita diam tidak bekerja," kata Sekretaris Kemenkop UKM, Agus Muharram kepada pers di Jakarta pada Jumat (6/1).

Menurutnya, revitalisasi pasar rakyat merupakan prioritas dari Agenda Nawacita, dan sejak 2015 hingga 2019 ditargetkan revitalisasi 5.000 pasar rakyat di seluruh Indonesia, dan dari jumlah tersebut, Kemenkop ditargetkan mampu merevitalisasi 1.075 pasar rakyat hingga 2019 sementara pada 2015 hanya terealisasi 64 pasar rakyat.

Agus Muharram menambahkan pada 2016 ditargetkan revitalisasi 85 pasar rakyat dengan anggaran Rp80,7 miliar, dan yang terealisasi hanya 84 lantaran satu pasar di Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten terhadang masalah lahan.

Anggaran Rp950 Juta
Kemenkop UKM tahun ini akan merevitalisasi 51 pasar rakyat di 11 daerah tertinggal/perbatasan seperti di Nusa Tenggara Timur, Papua dan Kalimantan dan 40 pasar rakyat lainnya di kawasan yang sudah berkembang, sementara revitalisasi setiap pasar rakyat mendapat alokasi Rp950 juta.

Deputi bidang Produksi dan Pemasaran, I Wayan Dipta mengatakan revitalisasi pasar rakyat antara lain memperbaiki pasar lama yang kondisi bangunannya tidak layak kemudian direnovasi didukung pelatihan manajemen pengelolaan, perangkat keamanan elektronik, fasilitas mandi, cuci dan kakus (MCK) dan tempat pembuangan sampah.

"Ternyata program tersebut berdampak positif dengan meningkatnya pendapatan pedagang seperti yang pernah saya kunjungi di beberapa kabupaten seperti Bima, Gianyar, Bangli, Palembang dan Sukabumi. Pengunjung tambah banyak dan pedagang pun makin untung," kata Wayan Dipta.

Jakarta (B2B) - Indonesian Ministry of Cooperatives and SMEs continue revitalization program 51 local markets in 24 provinces despite minimal funding because the budget allocation in 2017 declined from 2016, so it required hard work and optimize resources in the ministry, according to senior official.

The ministry demanded creative although budget allocations decreased compared to last year, not because of a limited budget then we do not hard work," secretary of the ministry, Agus Muharram told the press here on Friday (1.6.17).

According to him revitalization of local markets are a priority of Joko Widodo administration, and 2015 to 2019 are set 5,000 local markets across the country, while the revitalize 1,075 local markets to 2019, while in 2015 only realized 64 markets.

Mr Muharram said in n 2016 targeted 85 local markets with a budget 80.7 billion rupiahs, and realized only 84 because local markets in Pandeglang, Banten Province hampered by land issues.

Budget 950m Rupiahs
The Cooperative and SMEs Ministry this year will revitalize 51 local markets in 11 underdeveloped areas/borders such as in East Nusa Tenggara, Papua and Kalimantan and 40 markets in developing regions, while revitalization of each local markets have been allocated 950 million.

Deputy for Production and Marketing, I Wayan Dipta said the revitalization of local markets include renovating the building market is not feasible then supported training management, electronic security devices, shower facilities, washing and toilet facilities, and garbage dump.

"It was a positive impact because traders revenues increased as I have seen in some districts such as Bima, Gianyar, Bangli, Palembang and Sukabumi. Market visitors are increased and traders more profitable," Mr Dipta said.