Kemenkop dan UKM, Instansi Pemerintah Pertama di Dunia Terapkan Modul C-BED dari ILO
Indonesian Government Agencies is the First in the World Implement Module C-BED of ILO
Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani
Jakarta (B2B) - Para pedagang kaki lima (PKL) di kawasan Papandayan dan Pengadilan di Kota Bogor mendapat pelatihan dari Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah di bawah kendali Deputi Bidang Pengkajian Sumberdaya UKMK, memanfaatkan modul dari International Labor Organization (ILO) yang mengembangkan usaha PKL sebagai kewirausahaan berbasis komunitas.
Kemenkop dan UKM menjadi instansi pertama di dunia yang memprakarsai penggunaan modul kewirausahaan berbasis komunitas atau Community-Based Enterprise Development (C-BED) untuk pariwisata, dan modul tersebut sudah diterapkan untuk pengembangan homestay di Tabanan, Bali.
"Suksesnya kegiatan ini sangat ditentukan oleh inisiatif pemerintah daerah melalui ketersediaan lahan usaha bagi pengusaha mikro. Kegiatan pendampingan dan dukungan permodalan, maka PKL yang telah mengikuti pelatihan diharapkan menjadi model rintisan untuk dikembangkan ke PKL lain maupun ke kota atau daerah lain," kata Deputi Bidang Pengkajian Sumberdaya UKMK, Meliadi Sembiring saat membuka Training of Trainer (TOT) di Kota Bogor, belum lama ini.
Dia mengharapkan melalui pelatihan TOT akan membuat peluang usaha PKL lebih baik, didukung modul yang mengajak mereka mengelola usahanya secara profesional dan simpel. Manfaat bagi koperasi yang dikembangkan oleh para PKL akan mendukung pengembangan usaha tanpa terbebani kendala modal dan beban utang.
Perwakilan ILO di Indonesia, Norvitria mengatakan modul C-BED diterapkan di Kota Bogor menyasar pada penjaja makanan untuk memberi pelatihan bagaimana menyajikan makanan yang sehat dan bersih. Pedagang kecil akan dilatih bagaimana mengatur stok barang, sementara PKL juga akan diarahkan untuk mengembangkan usaha ke dalam satu kelompok yakni koperasi.
Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kota Bogor, Yudha Pratama mengatakan melalui modul C-BED diharapkan ada perubahan pola pikir dari para PKL untuk bebas dari jerat rentenir, pola hidup sehat, dan menata usahanya lebih rapi dan tertib. "Dampaknya ternyata positif, pendapatan yang diperoleh PKL ternyata jauh di atas UMR Kota Bogor."
Jakarta (B2B) - The street vendors, locally known as the PKL in Papandayan and Pengadilan area in Bogor city of West Java province get training of the Indonesian Cooperatives and Small and Medium Enterprises (SMEs) under the control by Deputy SMEs Resource Assessment for utilizing the modules of the International Labor Organization (ILO), which develops PKL as community-based entrepreneurship.
Indonesian government agencies noted as the first agency in the world who use the module Community-Based Enterprise Development (C-BED) for tourism, and the module is applied to the development homestay in Tabanan, Bali.
"The success of the training is determined by local government initiative through the availability of farmland to microentrepreneurs. Accompaniment, and capital support, the PKL who have followed the training is expected to be a pioneer to other vendors as well as to the city or other areas," said Deputy SMEs Resource Assessment, Meliadi Sembiring while opened the Training of Trainers (TOT) in Bogor City, recently.
He expects through the TOT training will create business opportunities are better able to manage the business in a professional manner. Benefits for cooperatives developed by the street vendors will support business development without the burden of capital and debt problems.
ILO representatives of Indonesia, Norvitria said module C-BED applied in Bogor targets on food vendors to provide training in how to serve food that is healthy and clean. Small traders will be trained how to organize inventory, while PKL also will be directed to develop the business into one group that is cooperative.
Head of Department of Cooperatives and SMEs Bogor City, Yudha Pratama said through module C-BED is expected to change the mindset of PKL to be free from the snare of moneylenders, healthy living, and organize their business more neat and orderly. "The impact was positive, turns out PKL income above the minimum wage of Bogor City."
