Ratu Atut Disidang, Presiden Teken Surat Pemberhentiannya

Indonesian President to Sign Banten Governor Temporary Termination Letter

Reporter : Rizki Saleh
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


Ratu Atut Disidang, Presiden Teken Surat Pemberhentiannya
Gubernur Banten, Ratu Atut Chosiyah (kiri) dan Presiden SBY pada acara kenegaraan di Istana Negara (Foto: kanalsatu.com)

Jakarta (B2B) - Menyikapi proses hukum terhadap Gubernur Banten, Ratu Atut Chosiyah yang memasuki persidangan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, Presiden Susilo Bambang Yudhyono segera menandatangani surat pemberhentian sementara Ratu Atut.

“Pemberhentian Ratu Atut sebagai Gubernur Banten memang sudah disampaikan. Mensesneg telah menerima surat usulan dari Kemendagri dan sudah disampaikan ke Presiden,” kata Juru Bicara Presiden Julian Aldrin Pasha kepada pers di Istana Presiden Jakarta, Kamis.

Atut didakwa dalam perkara suap untuk penanganan sengketa perkara hasil Pilkada Lebak, Banten, kepada Mahkamah Konstitusi (MK). Atut besama adiknya, Tubagus Chaeri Wardana atau Wawan, bersama-sama menyuap Akil Mochtar yang saat itu menjabat Ketua MK sebesar Rp1 miliar melalui pengacara bernama Susi Tur Andayani.

Julian menambahkan, ”Presiden siap menandatangani itu. Pemberhentian sementara Ratu Atut sebagai Gubernur Banten. Sudah diajukan, dan insy Allah diteken Bapak Presiden hari ini,” kata Julian.

Tujuan pemberian uang kepada Akil Mochtar selaku Ketua Panel Hakim agar mengabulkan permohonan perkara konstitusi yang diajukan pasangan calon bupati atau wakil bupati periode 2013-2018, Amir Hamzah-Kasmin.

Pasangan calon bupati dan wakil bupati itu didampingi Susi Tur Andayani mengajukan permohonan ke MK agar membatalkan keputusan KPU tanggal 8 September 2013 tentang rekapitulasi hasil perhitungan perolehan suara. Selain itu, pasangan yang diusung Partai Golkar itu juga memohon agar MK memerintahkan KPU Lebak menyelenggarakan pemungutan suara ulang di seluruh TPS.

Jakarta (B2B) - Indonesian President Susilo Bambang Yudhoyono will soon sign the temporary termination letter of the Banten provincial governor, Ratu Atut Chosiyah, as she had been named as a defendant, the presidential spokesman said.

"The suspension letter for Ratu Atut was handed. State Secretary Minister received the letter from the Home Affairs Ministry and it was submitted to the President," the presidential spokesman, Julian Aldrin Pasha, told the press at the Presidential Palace complex here on Thursday.

"Hopefully, the president will sign the letter today," Julian said.

Meanwhile, Ratu Atut was charged with paying Rp1 billion to former constitutional court chief justice Akil Mochtar to win an election dispute.

"The defendant along with Tubagus Chaeri Wardana Chasan alias Wawan had paid or pledged money worth Rp1 billion to Akil Mochtar as a constitutional court judge to influence a court ruling," public prosecutor of the Corruption Eradication Commission (KPK) Edy Hartoyo said at a court hearing here on May 6.

Atut, since March 2013, had been known to support Amir Hamzah and Kasmin for the post of Lebak districts chief and deputy chief. Hamzah and Kasmin were later defeated by Iti Oktavia Jayabaya and Ade Sumardi, respectively, based on vote count by the General Election Commission (KPU) on September 8, 2013.

Atut then gathered Amir Hamzah, Kasmin and Rudy Alfonso on September 9 at the Hotel Sultan to ask them to file a lawsuit in the constitutional court citing fraud. At the time, Amir Hamzah asked Susi Tur to be one of his lawyers.

Akil later chaired the court session on the case along with Maria Farida Indrati and Anwar Usman as members.

On September 22, 2013, in the lobby of the JW Marriott Hotel in Singapore, Atut, Wawan and Akil met. On the occasion, Atut asked Akil to help the Amir Hamzah-Kasmin duo win in the dispute, so that there is re-voting in Lebak.