Jakarta (B2B) - Presiden RI Joko Widodo menyatakan telah mengerahkan intelijen untuk mendengarkan suara rakyat sebelum memutuskan pengelolaan gas abadi Blok Masela, Maluku dibangun di darat (on shore), untuk memudahkan pengawasannya tidak seperti jika dibangun di tengah laut.

“Saya sudah turunkan intelijen untuk mendengarkan suara di Maluku, rakyat di sini menghendaki di darat,” kata Presiden Jokowi pada peresmian Jembatan Merah Putih di Ambon, Provinsi Maluku pada Senin (4/4).

Presiden memberi contoh yang terjadi pada kilang minyak di Bontang yang berkembang pesat di luar lingkungannya, apalagi kalau di laut akan menjadi super enclave dan rakyat hanya melihat dari jauh, sementara pembangunan kilang gas di darat harus tetap mendahulukan kepentingan rakyat di sekitarnya.

Jokowi mengakui dari sisi investor tentu lebih menyukai pengembangan kilang gas di laut, namun dari sisi pembangunan kawasan regional maka Blok Masela akan memberikan multiplier effect yang besar bagi rakyat apabila dibangun di darat.

Presiden mengharapkan putra daerah dari Maluku dapat berperan dalam pembangunan Blok Masela setelah rampung dibangun pada 2024. "Jangan sampai saya sudah memaksa pembangunan di darat seperti ini, nanti dari luar (tenaga kerjanya."

Dia menegaskan telah memerintahkan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi menyiapkan SDM dari Politeknik Ambon dan Universitas Pattimura.

"Tidak ada lagi alasan SDM tidak ada. Dihitung sekalian dari sekarang, kalau mereka butuh 1000, siapkan 2000,” kata Presiden.