Kelompok Militan Terapkan Pola Baru, Rekrut Wanita jadi `Pengantin Bom`

Indonesia Police Say Arrest of Woman in Bomb Plot Points to New Militant Tactic

Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi


Kelompok Militan Terapkan Pola Baru, Rekrut Wanita jadi `Pengantin Bom`
Pelaku bom bunuh diri alias `Pengantin` Bom Sarinah pada awal 2016 (Foto2: MailOnline)

KEPOLISIAN RI (Polri) pada Minggu tengah memburu tersangka lain setelah berhasil menggagalkan rencana meledakkan bom bunuh diri di Jakarta, dengan menangkap seorang wanita dan dua rekannya sehari sebelumnya yang menunjukkan pola baru rekrutmen dari kelompok militan Islam.

Pihak berwenang juga memperhitungkan tentang sel kecil yang dibentuk oleh militan di Indonesia, yang harus mengurai dan mengungkap meningkatnya militansi kelompok tersebut, yang terinspirasi oleh Negara Islam di Suriah (ISIS).

Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) tengah memburu dua tersangka lain setelah penangkapan pada Sabtu terhadap seorang wanita dan dua pria di Bekasi setelah dicurigai merencanakan serangan bom di obyek vital nasional,

Polisi anti-terorisme sedang mencari dua tersangka lainnya setelah penangkapan pada hari Sabtu dari seorang wanita dan dua laki-laki di dekat Jakarta karena dicurigai merencanakan serangan bom di obyek vital nasional, kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Awi Setiyono.

Dia tidak merinci hal itu, namun pada Sabtu polisi mengatakan target pengeboman di Jakarta termasuk bom yang akan diledakkan saat terah terima jaga pasukan pengamanan presiden (Paspampres) di Istana Negara, Jakarta pada Minggu (11/12).

"Ada kemungkinan bahwa metode mereka untuk merekrut pelaku baru tidak hanya terbatas pada laki-laki," kata Setiyono kepada pers, tercatat sebelumnya rekrutmen terbatas pada pria. "Intinya adalah mereka mencari orang-orang yang bersedia melakukan jihad."

Polisi mengatakan mereka telah menyita surat wasiat wanita yang akan melakukan bom bunuh diri atau disebut 'pengantin' yang akan dikirim kepada orangtuanya atas niatnya melaksanakan jihad.

Kemudian sebuah bom yang akan diledakkan ditemukan di sebuah kamar kontrakan seorang wanita di Bekasi, kata polisi.

Para tersangka berkomunikasi dengan dan menerima uang dari Bahrun Naim, seorang militan Indonesia yang diketahui menjadi pejuang ISIS di Suriah, kata Setiyono.

"Atas perintah Bahrun Naim, mereka membentuk sel-sel kecil dan merakit bom dengan tersangka militan lainnya," katanya.

Naim telah dikaitkan dengan sejumlah serangan yang gagal di Indonesia tahun ini, termasuk bom bunuh diri pada Juli di kota Solo, yang menewaskan pembom tetapi hanya meluka seorang korban.

Dia juga dikaitkan dengan tersangka militan yang ditangkap dalam penyerbuan bulan lalu di mana polisi mengatakan mereka menemukan bukti bahan kimia yang cukup untuk membuat bom dua kali lebih kuat dengan yang digunakan pada Bom Bali tahun 2002, yang menewaskan 202 orang.

Di antara bahan kimia yang ditemukan kemudian adalah TNT dan RDX, bahan peledak yang digunakan militer, dan berbasis peroksida peledak TATP - juga dikenal di kalangan militan sebagai "ibu dari setan", yang digunakan dalam penyerangan di Brussel tahun ini.

Indonesia menjadi target serangan bom dari simpatisan ISIS pertama awal tahun ini, ketika serangan Bom Sarinah di Jakarta Pusat yang menewaskan empat orang seperti

Keamanan biasanya ditingkatkan di Indonesia pada saat ini tahun setelah serangan di tahun-tahun sebelumnya saat perayaan Natal dan Tahun Baru seperti dikutip Reuters yang dilansir MailOnline.

INDONESIAN police on Sunday were hunting for more suspects linked to a foiled plot to bomb targets in Jakarta, with the arrest of a woman among a trio detained a day earlier pointing to a new recruitment tactic by Islamist militants, they said.

Authorities are also concerned about smaller cells being formed by militants in Muslim-majority Indonesia, which is grappling with a resurgence in homegrown militancy, inspired in part by Islamic State.

Counter-terrorism police were looking for two more suspects after the arrests on Saturday of a woman and two men near Jakarta on suspicion of planning a bomb attack on vital national assets, national police spokesman Awi Setiyono said.

He did not elaborate, but on Saturday police said targets in Jakarta included the changing of the guard at the presidential palace.

"It is possible that their method to recruit new actors is not just limited to men," Setiyono told a news conference, noting previously recruitment had been limited to men. "The point is they are looking for people who want to wage jihad."

Police said they had intercepted a letter the woman had intended to send to her parents stating her intention to carry out jihad.

Later an unexploded bomb was found in a room the woman had rented in Bekasi, about an hour outside Jakarta, police said.

The suspects had been communicating with and received money from Bahrun Naim, an Indonesian militant known to be fighting with Islamic State in Syria, Setiyono said.

"On the orders of Bahrun Naim, they formed small cells and assembled bombs with other suspected militants," he said.

Naim has been linked to a number of failed attacks in Indonesia this year, including a July suicide bombing in the Javanese city of Solo, which killed the bomber but only wounded one other person.

He was also linked to a suspected militant arrested during a raid last month where police said they found enough chemicals to build a bomb twice as powerful as the one used in the Bali bombing of 2002, which killed 202 people.

Among the chemicals found then were TNT and RDX, both military-grade explosives, and a peroxide-based explosive TATP - also known in militant circles as the "mother of satan", which was used in the Brussels attacks this year.

Indonesia suffered its first Islamic State-linked attack earlier this year, when a gun-and-bomb assault in central Jakarta killed four people.

Security is usually stepped up in Indonesia at this time of year after attacks in previous years during Christmas and New Year celebrations.