Atut Disoraki para Napi Saat Masuk Rutan karena Mereka Benci Koruptor
Banten Governor Condemned by Inmates when She Came into Prison
Reporter : Rusdi Kamal
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani
Jakarta (B2B) - Belum pernah terjadi seorang tersangka maupun terdakwa koruptor dihujat oleh para narapidana ketika memasuki rumah tahanan (Rutan). Ratu Atut Chosiyah, Gubernur Banten bernasib malang karena disoraki dan diolok-olok oleh para penghuni Rutan Pondok Bambu, Jakarta Timur pada Jumat pekan lalu (20/12) setelah ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Atut disoraki para tahanan saat memasuki ruangannya di Paviliun Cendara (C13) pada pukul 21.00 WIB. Sebelumnya para tahanan tidak mengetahui kedatangan Atut.
"Begitu melihat Atut, kami langsung soraki biar tahu rasa," kata seorang sumber pada Selasa (24/12) seperti dilansir tempo.co.id.
Seorang narapidana mengaku gemas mengetahui dugaan korupsi Ratu Atut dari siaran televisi. "Di sini kami menonton televisi, tahu kalau Atut diduga korupsi. Makanya disorakin," kata dia saat ditemui pada Selasa, 24 Desember 2013.
Selain disoraki, Atut juga diledek oleh para para napi. "Hidup mewah ujung-ujungnya di sini juga," kata sumber Tempo mengulangi perkataan para tahanan kepada Atut. Diledek sedemikian rupa, Atut katanya cuma bisa menunduk dan terdiam.
Selama sepekan, Atut akan menempati kamar Paviliun Cendara (C13) untuk memenuhi masa pengenalan lingkungan. Kamar berukuran 4X6 meter itu tidak memiliki fasilitas mewah. Hanya ada sebuah kipas angin dan matras untuk tidur.
Atut ditahan di Rutan Pondok Bambu sejak Jumat, 20 Desember 2013, karena tersandung kasus korupsi sengketa pemilihan kepala daerah Kabupaten Lebak, Banten. Atut juga diduga terlibat korupsi alat kesehatan. Komisi Anti Korupsi mengatakan penahanan Atut dilakukan karena ditakutkan akan menghilangkan barang bukti.
Jakarta (B2B) - There has never been of the suspects / defendants corruptors condemned by the inmates when it enters in prison. Ratu Atut Chosiyah, Banten Governor unfortunate because slandered and mocked by inmates in
Pondok Bambu penitentiary, East Jakarta on Friday (20/12) after named as a suspect by the Corruption Eradication Commission (KPK).
Chosiyah condemned by the prisoners as she entered pavilion Cendara cell (C13) at nine o´clock local time. Previously, they do not know she is came.
"As soon as we saw Chosiyah came, she condemned by the inmates that she was embarrassed," a source said on Tuesday (24/12) as reported by tempo.co.id.
A prisoner claimed hate to Chosiyah as suspected of corruption as reported on television. "We know Chosiyah alleged corruption of the news on television so we condemned her," he said when met to Tuesday, December 24, 2013.
Besides blasphemed, Chosiyah also insulted by the inmates. "Luxury living but also to go to jail," said a Tempo source mimicking the words of the prisoners to Chosiyah. Faced the humiliation, she said, Chosiyah bowed and was silent.
For a week, Chosiyah placed in the pavilion Cendara (C13) for the introduction of the environment. 4X6 meter room was only equipped with a fan and a mattress to sleep.
Chosiyah detained since last Friday (20/12) for corruption disputed local election Lebak, Banten. Chosikyah also allegedly involved in corruption of medical devices. Commission stated Chosiyah detained to prevent eliminate evidence.
