Trafik Layanan SMS Merosot Rata-rata 15% per Bulan

SMS Traffic Drops Averaging 15% per Month

Reporter : Tito Kartolo
Editor : Taswin Bahar
Translator : Dhelia Gani


Trafik Layanan SMS Merosot Rata-rata 15% per Bulan
Ilustrasi: watnyus.com

Jakarta (B2B) - Trafik layanan pesan singkat atau SMS  cenderung menurun, sejak diterapkannya tarif interkoneksi di layanan SMS antaroperator seluler pada Juni lalu.

Dengan tarif interkoneksi, layanan SMS antaroperator (off-net) dikenai tarif dasar sebesar Rp23 per SMS. Tarif interkoneksi Rp23 pada layanan SMS adalah skema baru, dari skema lama sender keep all (SKA). Skema baru layanan SMS diterapkan oleh regulator untuk menekan trafik SMS sampah (spam).

Asosiasi Kliring Telekomunikasi Indonesia (Askitel) mencatat pada Juni lalu trafik SMS di Indonesia tercatat 28 miliar per bulan.

Pada bulan berikutnya, Juli, trafiknya turun 21,4% menjadi 22 miliar. Penurunan  trafik SMS ini berlanjut pada Agustus menjadi 20 miliar atau turun 10% dibandingkan Juli. Rata-rata turun 15% dalam dua bulan terakhir.

Jakarta (B2B) - SMS traffic experiences a downward trend since interconnection tariff between cellular operators was implemented in last June.

Interconnection tariff charges off-net (inter-operator) SMS service put a basic rate of Rp 23 per SMS.
Interconnection tariff of Rp23 for SMS is implemented to replace the Sender Keep All (SKA) scheme by the regulator to cut SMS traffic spamming.

The Indonesia's Telecommunication Clearing Association (Asosiasi Kliring Telekomunikasi Indonesia /Askitel) reported that last June SMS traffic in Indonesia stood at 28 billion messages per month.

In the following month, July, the traffic dropped by 21.4 percent to 22 billion messages. This SMS traffic decline continued in August to 20 billion or 10 percent lower than July, averaging 15 percent decline in the past two months.