Polisi Bekuk Wanita Calon `Pengantin Bom` Incar Istana Presiden
Indonesia Nabs Woman, Others in Thwarted Jakarta Bomb Plot
Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi
KEPOLISIAN RI (Polri) menyatakan berhasil menjinakkan bom di Bekasi, pinggiran Jakarta setelah menangkap seorang wanita sebagai calon pelaku bom bunuh diri kerap disebut 'pengantin' dan militan Islam lainnya yang diduga berencana menyerang istana presiden akhir pekan ini.
Rencana tersebut berhasil digagalkan yang menarik perhatian luas di Indonesia karena kemungkinan wanita yang terkait pada jaringan militan kini direkrut ke dalam peran yang lebih aktif, termasuk merencanakan dan melakukan aksi teror.
"Ini menandai babak baru terorisme di Indonesia, di mana pelaku bom bunuh diri dilakukan oleh seorang wanita," kata analis terorisme Ridwan Habib dalam sebuah wawancara dengan TV Indonesia.
Kepala Polres Bekasi, Kombes Umar Surya Fana mengatakan kelompok militan tersebut dikuntit oleh regu khusus kontraterorisme ketika mereka menuju Jakarta dari Solo di Jawa Tengah.
Polisi mengatakan dua pria ditangkap setelah menurunkan seorang wanita berusia 27 tahun di rumah kos dengan bom 'rice cooker' atau alat penanak nasi. Seorang tersangka keempat, seorang laki-laki, ditangkap di Solo, kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Argo Yuwono.
Bom berpotensi mengakibatkan kerusakan dalam wilayah yang luas, kata Yuwono.
Warga yang tinggal dalam radius 300 meter dari rumah kost dievakuasi saat polisi melakukan penggeledahan, Sabtu.
Polisi meyakini kelompok militan berencana untuk mengebom upacara pergantian pasukan penjaga Istana Negara pada Minggu yang merupakan obyek wisata di Jakarta, kata Kombes Surya Fana.
Sang wanita, yang dibekuk oleh polisi setelah kelompok tersebut berhenti di kantor pos untuk mengirimkan surat kepada keluarganya, menyatakan keinginannya untuk mengambil bagian dalam 'amaliyah', istilah Arab yang digunakan oleh kelompok-kelompok ekstremis untuk melakukan serangan atau bom bunuh diri.
"Mereka sengaja memilih target pada Minggu, ketika banyak keluarga yang rekreasi di sekitar Monumen Nasional dan dekat istana, dengan tujuan menimbulkan banyak korban," kata Habib, pengamat intelijen.
Polisi mengatakan mereka yang ditahan diduga menjadi bagian dari jaringan militan yang bertanggung jawab pada laboratorium pembuatan bom yag digerebek bulan lalu di provinsi Jawa Barat yang beroperasi di bawah arahan Bahrun Naim, pejuang militan dari kelompok Negara Islam di Suriah (ISIS) asal Indonesia.
Dia terkait dengan serangan pada Januari di Jakarta yang menewaskan delapan orang, termasuk para pelaku penyerangan, dan beberapa serangan gagal di Indonesia sejak saat itu.
Mereka yang ditangkap dalam serangan bulan lalu merencanakan target bom di Jakarta, termasuk gedung parlemen dan Kedutaan Myanmar.
Indonesia kerap menjadi target serangan terorisme yang berkelanjutan secara militan sejak Bom Bali 2002 oleh radikal yang berafiliasi pada al-Qaeda dan menewaskan 202 orang. Namun ancaman terbaru muncul dalam beberapa tahun terakhir dari simpatisan ISIS seperti dikutip Associated Press yang dilansir MailOnline.
INDONESIAN police said they safely detonated a bomb on the outskirts of the capital after arresting a female would-be suicide bomber and other suspected Islamic militants who were allegedly planning to attack the presidential palace this weekend.
The thwarted plot is likely to cause particular concern in Indonesia because of the possibility that women with militant network associations are now being recruited into more active roles, including plotting and carrying out attacks.
"This marks a new chapter of terrorism in Indonesia, where the suicide bombing was to be carried out by a woman," terrorism analyst Ridwan Habib said in an interview with Indonesian TV.
Umar Surya Fana, the police chief of Bekasi, a Jakarta satellite city, said the militants were followed by a police counterterrorism squad as they drove to Jakarta from Solo in central Java. The city is known for its radical mosques and Islamic boarding schools.
Police said two men were arrested after dropping the 27-year-old woman at the boarding house with the pressure cooker bomb. A fourth suspect, a man, was arrested in Solo, said Jakarta police spokesman Argo Yuwono.
The bomb potentially could have caused damage within a wide area, Yuwono said.
People living within a 300-meter (yard) radius of the boarding house were evacuated during the police operation on Saturday.
Police believe the militants were planning to bomb a presidential guard-changing ceremony on Sunday that is a tourist attraction in Jakarta, Fana said.
The woman's will, which was retrieved by police after the group stopped at a post office to mail it to her family, stated her desire to take part in "amaliyah," an Arabic term used by extremist groups for attacks or suicide bombings.
"They deliberately chose the target on a Sunday, when many families are hanging out around the national monument and near the palace, with the intention of causing a lot of casualties," said Habib, the analyst.
Police said those arrested are suspected to be part of a militant network responsible for a bomb-making lab raided last month in West Java province that was operating under the direction of Bahrun Naim, an Indonesian fighting with the Islamic State group in Syria.
He was linked to the attack in January in Jakarta that killed eight people, including the attackers, and several unsuccessful attacks in Indonesia since then.
Those arrested in last month's raid planned to bomb targets in Jakarta, including the parliament and the Myanmar Embassy.
Muslim-majority Indonesia has carried out a sustained crackdown on militants since the 2002 bombings on the tourist island of Bali by al-Qaida-affiliated radicals that killed 202 people. But a new threat has emerged in the past several years from IS sympathizers.
