Pilkada Serentak 2015 Dipuji Media Asing

Indonesians Vote in Nationwide Regional Polls

Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi


Pilkada Serentak 2015 Dipuji Media Asing
Tabel dan Foto2: MailOnline

PULUHAN JUTA warga Indonesia mengikuti pemungutan suara pada Rabu pada pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak pertama di Indonesia, sebagai langkah terobosan untuk memperkuat penerapan demokrasi setelah berakhirnya pemerintahan otoriter.

Sekitar 100 juta pemilih yang berhak memilih 269 gubernur, bupati dan walikota, dengan mendatangi tempat pemungutan suara (TPS) untuk memilih pemimpin dari hampir separuh pemerintah daerah dari negara demokrasi ketiga terbesar di dunia.

Pemilihan langsung kepala daerah mulai diterapkan satu dekade lalu, dengan menerapkan aturan otonomi daerah sebagai langkah desentralisasi hasil dari reformasi untuk menerapkan demokrasi yang berlangsung setelah diktator Soeharto lengser pada 1998.

Presiden Joko Widodo naik ke tampuk kekuasaan berkat sistem demokrasi, mengawali karier politiknya sebagai walikota. Jajak pendapat pemimpin lokal dihapuskan tahun lalu hasil dari pemungutan suara di parlemen yang digagas oleh oleh para lawan politik Jokowi di parlemen, namun larangan tersebut gagal diterapkan lantaran beberapa bulan dikecam oleh publik.

Namun Pilkada serentak pada saat bersamaan tidak pernah dilakukan sebelumnya diadakan, bagaimanapun, Pilkada serentak yang terjadi di sebagian pemerintahan daerah berlangsung lancar dan aman.

Dengan memegang penilaian secara bersamaan, petugas pemilihan berharap untuk membuat sistem lebih efisien dan menghemat uang, dan berencana untuk akhirnya harus jajak pendapat lokal di seluruh negeri pada waktu yang sama.

Philips Vermonte, pengamat politik dari Pusat Studi Strategis dan Internasional (CSIS), mengatakan pemungutan suara itu "sangat signifikan", karena menandai kemajuan dalam reformasi demokrasi di Indonesia.

"Apa yang telah terjadi dalam 15 tahun terakhir sejak kami mulai proses demokrasi, bahwa kita harus mereformasi sistem politik di Indonesia," katanya, seperti dilansir MailOnline.

Para pengamat mengatakan Pilkada serentak terfokus pada isu-isu lokal. Namun Vermonte mengatakan ketika Pilkada dilakukan serentak secara simultan di seluruh Indonesia di masa-masa mendatang, rakyat mungkin mulai memperlakukan hal tersebut lebih dari referendum tentang bagaimana partai politik mampu melaksanakannya, seperti sistem pemilihan di AS dahulu.

Pilkada serentak merupakan pekerjaan besar di Nusantara, ketika para calon kepala daerah yang mengikuti Pilkada berjuang keras untuk memikat hati rakyat di negara yang membentang lebih dari tiga zona waktu Sumatera di barat, ke pegunungan Papua di timur.

Kecurangan adalah menjadi momok utama pelaksanaan Pilkada karena merebaknya praktik korupsi di Indonesia Indonesia, begitu pula faktor keamanan, dengan sekitar 200.000 polisi dan personel militer dikerahkan untuk mengamankan Pilkada serentak.

TENS OF MILLIONS of Indonesians were voting Wednesday in the country's first nationwide regional elections, the latest step in years-long efforts to strengthen democracy following the end of authoritarian rule.

About 100 million voters are eligible to elect 269 provincial governors, district heads and city mayors, with polls taking place in around half the local administrations of the world's third-biggest democracy.

Direct elections for local leaders were introduced a decade ago, when power was heavily decentralised as democratic reforms were rolled out in the years after the 1998 downfall of dictator Soeharto.

President Joko Widodo rose to power thanks to the system, starting his political career as a city mayor. Local leader polls were abolished last year after a parliament vote pushed by Widodo's rivals, but reinstated several months later following an outcry.

Never before have so many been held at the same time, however, with local polls in the past taking place across the country on a rolling basis.

By holding votes simultaneously, election officials hope to make the system more efficient and save money, and plan to eventually have local polls across the whole country at the same time.

Philips Vermonte, a political analyst at Jakarta think-tank the Centre for Strategic and International Studies, said the vote was "very significant", as it marked progress in Indonesia's democratic reforms.

"What we've been learning so far in the past 15 years since we started the democratic process, is that we have to reform along the way," he said.

Analysts say the votes have been focused solely on local issues. But Vermonte said when they happen simultaneously across the country in future, people may begin to treat them as more of a referendum on how national parties are doing, like US midterms.

Elections are an enormous undertaking in the archipelago, with officials struggling to get ballots to voters in a country that stretches over three time zones from the jungle-clad island of Sumatra in the west, to mountainous Papua in the east.

Cheating is a worry at any election in corruption-riddled Indonesia, as is security, with about 200,000 police and military personnel deployed for the vote.

Complete results are not expected for several days.