Densus 88 Tangkap 9 Terduga Teroris di Bekasi dan Jakarta

Indonesian Police Arrest 9 Accused of Planning Attack

Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi


Densus 88 Tangkap 9 Terduga Teroris di Bekasi dan Jakarta
Foto: Associated Press/MailOnline

PASUKAN anti terorisme Polri, Densus 88 pada Senin menangkap sembilan tersangka militan yang diduga merencanakan serangan bom bunuh diri terhadap polisi menggunakan bahan peledak, kata polisi.

Enam orang ditangkap di kota Bekasi, dua lainnya di Jakarta utara dan satu lagi di Jakarta barat, kata kata Karo Penmas Mabes Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo.

Dia mengatakan kesembilan orang tersebut berusia antara 18 dan 28 yang dipimpin oleh seorang pemimpin sel militan, Abu Zee Ghurobah, diyakini terkait dengan Jemaah Anshorut Daulah, jaringan militan lokal yang berafiliasi dengan kelompok Negara Islam ISIS.

"Mereka telah mempersiapkan diri untuk menyerang polisi dengan pelatihan gaya militer di beberapa tempat," kata Prasetyo.

Dia mengatakan pihak berwenang menjinakkan bom berkekuatan ledak tinggi dari salah satu tersangka, Muhammad Arshad, ketika mereka menggerebek rumahnya di Jakarta utara.

Secara terpisah, Kapolres Jakarta Utara, Kombes Budhi Herdi Susianto, mengatakan mereka juga menemukan surat perpisahan yang ditulis oleh Arshad, yang diduga merencanakan serangan bunuh diri dengan menggunakan peledak di kantor polisi.

Susianto mengatakan polisi menyita senapan, pistol, dua pisau, seragam gaya militer, buku-buku jihad dan alat-alat bom dari para tersangka.

Prasetyo mengatakan polisi menanyai kelompok itu untuk menentukan apakah mereka memiliki hubungan dengan jaringan ekstremis di Indonesia yang berafiliasi dengan kelompok Negara Islam.

Indonesia, negara Muslim terpadat di dunia, telah melakukan penumpasan berkelanjutan pada militan Islam sejak pemboman di pulau wisata Bali pada tahun 2002 menewaskan 202 orang, sebagian besar warga asing.

Jaringan militer Jemaah Islamiyah, yang dituding atas serangan di Bali, berhasil dilumpuhkan setelah penangkapan ratusan gerilyawan dan para pemimpinnya. Namun ancaman baru muncul dalam beberapa waktu terakhir dari kelompok radikal yang diilhami oleh Negara Islam yang menargetkan pasukan keamanan, seperti dikutip Associated Press yang dilansir MailOnline.

INDONESIA'S counterterrorism squad on Monday arrested nine suspected militants accused of plotting a suicide bomb attack on police using high-explosive materials, police said.

Six people were arrested in Jakarta's satellite city of Bekasi, two others in northern Jakarta and another in western Jakarta, said National Police spokesman Dedi Prasetyo.

He said the group of nine, aged between 18 and 28 and led by a militant cell leader, Abu Zee Ghurobah, are believed to be linked to Jemaah Anshorut Daulah, a local militant network affiliated with the Islamic State group.

"They have been preparing themselves to attack police with military-style training in several places," Prasetyo said.

He said authorities defused a powerful bomb from one of the suspects, Muhammad Arshad, when they raided his house in northern Jakarta.

Separately, the North Jakarta police chief, Budhi Herdi Susianto, said they also found a goodbye letter written by Arshad, who allegedly planned an imminent suicide attack using the explosive at a police station.

Susianto said police seized a rifle, a gun, two knives, military-style uniforms, jihadi books and bomb devices from the suspects.

Prasetyo said police were questioning the group to determine whether they had links to extremist networks in Indonesia affiliated with the Islamic State group.

Indonesia, the world's most populous Muslim nation, has carried out a sustained crackdown on Islamic militants since bombings on the tourist island of Bali in 2002 killed 202 people, mostly foreigners.

The Jemaah Islamiyah military network, which was blamed for the Bali attacks, was neutralized following the arrests of hundreds of its militants and leaders. But new threats have emerged in recent times from Islamic State group-inspired radicals who have targeted security forces and local "infidels" instead of Westerners.