Penjaminan Rp16,131 Triliun, Jamkrindo Syariah Targetkan Bisnis 2018 Tumbuh di Atas 20%

Indonesia`s Jamkrindo Syariah Targets Business Growth in 2018 above 20%

Reporter : Gusmiati Waris
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


Penjaminan Rp16,131 Triliun, Jamkrindo Syariah Targetkan Bisnis 2018 Tumbuh di Atas 20%
Kiri ke kanan: Direktur Operasional Jamkrindo Syariah Achmad Sonhaji, Direktur Utama Gatot Suprabowo, dan Direktur Keuangan Sri Winarni menyerahkan tanda apresiasi kepada perwakilan IKNB OJK Intan Herliana (Foto: istimewa)

Jakarta (B2B) - Unit perusahaan syariah dari Perum Jaminan Kredit Indonesia - Jamkrindo yakni Jamkrindo Syariah disingkat Jamsyar mematok target pertumbuhan bisnis 2018 berupa volume penjaminan hingga Rp16,131 triliun, dan imbal jasa Rp201,7 miliar, dengan terus menambah mitra tanpa melonggarkan kualitas layanan untuk memenuhi kebutuhan penerima jaminan.

"Target pertumbuhan bisnis tahun ini di atas 20% sementara investasi sebagian besar masih ditempatkan dalam deposito. Untuk 2018, Jamsyar menargetkan volume penjaminan di atas Rp16 triliun dan imbal jasa Rp201,7 miliar," kata Direktur Utama Jamsyar Gatot Suprabowo kepada pers di Jakarta, akhir pekan lalu.

Pencapaian target tersebut didukung pengembangan empat kantor unit kantor pelayanan (KUP) dari delapan kota yang saat ini sedang dijajaki tanpa mengabaikan potensi daerah dan bank pembangunan daerah (BPD) setempat yang dapat diajak menjadi mitra Jamsyar.

Kedelapan kota dimaksud adalah Serang, Padang, Pekanbaru, Pangkal Pinang, Balikpapan, Yogyakarta, Lampung, dan Jambi.

Direktur Operasional Jamsyar Achmad Sonhaji menambahkan bahwa pihaknya juga berupaya melakukan sinergi dengan BUMN, dan pada awal 2018 telah diteken kesepakatan kerjaasma dengan beberapa BUMN untuk penjaminan kredit.

"Surety bond masih terbuka karena target pasar kami bukan hanya penjaminan pembiayaan, maka kami jajaki kerjasama dengan BUMN produsen semen dan kargo," kata Achmad Sonhaji.

Sebelumnya diberitakan, pengembangan sejuta rumah dan pembangunan infrastruktur yang ditargetkan Presiden RI Joko Widodo, direspons positif oleh Jamsyar melalui perjanjian kerjasama (PKS) dengan PT Semen Padang, untuk penjaminan distribusi semen kepada distributor semen yang menjadi mitra bisnis Semen Padang.

"Produk penjaminan yang saat ini dikelola oleh Jamsyar adalah penjaminan kredit usaha rakyat, penjaminan pembiayaan konstruksi dan pengadaan barang atau jasa, penjaminan pembiayaan program fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan atau FLPP, surety bond and custom bond, dan kontra bank garansi," kata Ahmad Sonhaji.

Sementara Direktur Keuangan Jamsyar Sri Winarni mengatakan investasi pada 2018 masih akan mengikuti regulasi namun pada 2017, penempatan di surat berharga syariah negara (SBSN) sudah mencapai 20% dan penempatan 2018 masih dominan pada deposito.

Menurut Sri Winarni, kalau pun penempatan SBSN tahun ini akan ditambah, jumlahnya kemungkinan sediikit karena dalam penjaminan pembiayaan, bank biasanya menginginkan adanya dana resiprokal sehingga sangat penting bagi kami untuk menjaga likuiditas.

"Otoritas Jasa Keuangan atau OJK mensyaratkan batas waktu klaim dalam 14 hari kerja, itulah yang menuntut likuiditas harus dijaga," katanya.

Jamsyar adalah anak perusahaan Perum Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo) yang didirikan pada September 2014, bergerak di bidang usaha penjaminan pembiayaan syariah dan hampir 100% persentase kepemilikan dikuasai Jamkrindo yang menjamin penuh aktivitas penjaminan oleh Jamsyar.

Jakarta (B2B) - Unit of sharia companies of a subsidiary of Credit Guarantee Indonesia Corp., locally known as the Jamkrindo, Jamkrindo Syariah called the Jamsyar targets business growth in 2018 for guarantee up to 16.131 trillion rupiah and compensation 201.7 billion rupiah by adding business partners without loosening the quality of services to meet the needs of the insured.

"The 2018 business growth target is above 20% while most of the investment is deposits. Jamsyar underwriting volume target is 16 trillion and 201.7 billion for compensation," President Director Gatot Suprabowo told  the press here, recently.

The target achievement will be supported by the development of four service unit offices, by exploring business potential in eight cities without neglecting the potential of the region, and local development banks in the local area become business partners.

The eight cities are Serang, Padang, Pekanbaru, Pangkal Pinang, Balikpapan, Yogyakarta, Lampung and Jambi.

Director of Operations Jamsyar Achmad Sonhaji added that his side is also trying to synergize with SOEs, and in early 2018 has signed a cooperation agreement with several state-owned companies for guarantee credit.

"Surety bond is still open because our target market is not only a financing guarantee, we also explore cooperation with state-owned cement producers and cargo," Mr Sonhaji said.

Previously reported, development of million homes and infrastructure development in Indonesia targeted by President Joko Widodo responded positively by Jamkrindo Syariah through cooperation agreement with Semen Padang Company for guarantee distribution to cement distributor.

"Guarantee products that are currently managed by the Jamsyar is the guarantor of the people´s business credit, the guarantee of construction financing and procurement of goods or services, the underwriting of the housing liquidity financing facility program, surety bond and custom bond, and counter bank guarantee," Mr Sonhaji said.

Meanwhile, Finance Director  Winarni said that investment in 2018 will still follow the regulation, but in 2017, the placement in the sharia securities of state or SBSN has reached 20% and the placement of 2018 is still dominant on deposits.

According to Sri Winarni, if it will increase SBSN placement this year, the possibilities are limited because in the financing guarantee, banks usually want a reciprocal fund so it is very important for the Jamsyar to maintain liquidity.

"The Financial Services Authority or OJK requires a claim deadline within 14 working days, that´s why liquidity should be maintained," she said.

The Jamsyar was established in September 2014 manages the Islamic financing underwriting business, and almost 100% of the ownership interest is owned by the Jamkrindo which guarantees the Jamsyar´s business activities.