KPU Selidik Kasus Surat Suara Tercoblos di Malaysia

Indonesia to Probe Warehouse of Ballots in Malaysia

Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi


KPU Selidik Kasus Surat Suara Tercoblos di Malaysia
Foto: Associated Press/MailOnline

KOMISI Pemilihan Umum [KPU], Kamis, mengatakan pihaknya akan mengirim pejabat untuk menyelidiki  video yang menjadi viral tentang ribuan surat suara untuk Pemilihan Umum pekan depan depan yang tersebar di sejumlah gudang di negeri jiran Malaysia.

Salah satu video menunjukkan polisi di gudang di negara bagian Selangor Malaysia dan orang-orang memegang kertas suara dan menyatakan surat suara telah dicoblos untuk memilih kandidat petahana Joko Widodo dan kandidat legislatif untuk partai dalam koalisinya.

Video lain, tampaknya dari lokasi kedua di Malaysia, menunjukkan dua wanita mencoblos surat suara, yang merupakan cara memilih dalam Pemilu mendatang.

Komisioner Komisi Pemilihan Umum [KPU] Ilham Saputra mengatakan KPU itu "akan segera membentuk tim dan mengirim anggotanya ke sana untuk memastikan apa yang sebenarnya terjadi."

Pemilihan presiden dan legislatif di Indonesia, demokrasi terbesar ketiga di dunia setelah India dan AS, ditetapkan untuk 17 April.

Saputra mengatakan orang Indonesia yang tinggal di Malaysia akan memberikan suara pada Minggu dan surat suara telah dikirim ke negara itu seminggu yang lalu.

Dia mengatakan Komisi Pemilihan Luar Negeri menyarankan agar mereka tidak menyewa sebuah ruko di Malaysia, sebuah istilah untuk premis bisnis bertingkat rendah yang juga berfungsi sebagai tempat tinggal.

Yaza Azzhara, yang mengepalai komite pemantauan pemilu Indonesia untuk Kuala Lumpur di Malaysia, mengatakan kepada TVOne ada sekitar 10.000-20.000 surat suara ditemukan di dua lokasi.

Dia mengatakan bahwa dia dan perwakilan oposisi membuka beberapa surat suara, yang merupakan surat suara pos, dan telah dicoblos untuk memilih Joko Widodo dan pasangannya. Dalam kasus lain, surat suara dicoblos untuk calon legislatif koalisi partai politik Jokowi yang merupakan putra duta besar Indonesia untuk Malaysia.

"Ketika saya tiba di lokasi pertama, pintu ruko terbuka. Menurut beberapa anggota (dari komite oposisi) yang mencurigai ada tumpukan surat suara di dalam, mereka masuk melalui jendela dan membuka pintu dari dalam," Kata Azzhara.

Beberapa surat suara ada dalam kantong coklat dengan segel resmi KPU dan ini belum dicoblos, katanya seperti dikutip AP yang dilansir MailOnline.

INDONESIA'S Election Commission said Thursday it is sending officials to investigate after videos circulated online of thousands of ballots for next week's polls scattered throughout a warehouse in neighboring Malaysia.

One of the videos shows police at the warehouse in Malaysia's Selangor state and people holding up voting papers and commenting they'd been marked in favor of Indonesian President Joko Widodo and legislative candidates for parties in his coalition.

Another video, apparently from a second location in Malaysia, shows two women making holes in ballots, which is how a vote is marked in Indonesia's elections.

Election Commission official Ilham Saputra said the commission "will immediately set up a team and send its members there to ascertain what really happened."

Presidential and legislative elections in Indonesia, the world's third-largest democracy after India and the U.S., are set for April 17.

Saputra said Indonesians living in Malaysia would vote on Sunday and ballots had been sent to the country a week ago.

He said the Overseas Electoral Commission advised that it hadn't rented a shophouse in Malaysia, a term for a low-rise business premise that also doubles as a residence.

Yaza Azzhara, who heads the Indonesian election monitoring committee for Kuala Lumpur in Malaysia, told TVOne there were an estimated 10,000-20,000 ballots found in two locations.

She said that she and opposition representatives opened some of the voting papers, which were postal ballots, and they'd been marked for Widodo and his running mate. In other cases, they were marked for a Widodo-allied legislative candidate who's the son of Indonesia's ambassador to Malaysia.

"When I arrived at the first location, the shophouse door was open. According to some members (of the opposition committee) who suspected that there was a pile of ballot papers inside, they entered through a window and opened the door from inside," Azzhara said.

Some of the ballots were in brown bags with official Overseas Electoral Commission padlocks and these hadn't been marked, she said.