Inflasi Relatif Terjaga, Emiten Tolak Redenominasi

Inflation Rate Remains, Issuers Reject Redenomination

Reporter : Gatot Priyantono
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


Inflasi Relatif Terjaga, Emiten Tolak Redenominasi
Ilustrasi: The Guardian

Jakarta (B2B) - Asosiasi Emiten Indonesia menolak rencana pemerintah untuk melakukan penyederhanaan nilai Rupiah (redenominasi) pada 2013.

Ketua Umum Asosiasi Emiten Indonesia (AEI) Airlangga Hartarto mengatakan redenominasi rupiah akan memicu inflasi dan akan menganggu kegiatan di pasar modal Indonesia.

Airlangga menambahkan, redenominasi itu dilakukan oleh sejumlah negara, ketika laju inflasinya sedang meninggi. Namun, sekarang di Indonesia tingkat inflasinya relatif terjaga di level 4,32% year on year.

Sebagaimana diketahui, Bank Indonesia (BI) bersama pemerintah akan menjalankan redenominasi atau penyederhanaan nilai mata uang rupiah.

Namun langkah tersebut tidaklah mudah lantaran masyarakat Indonesia belum memahami konsep redenominasi dan dianggap sebagai kebijakan sanering (pemotongan mata uang).

Jakarta (B2B) - Indonesia Issuers Association (AEI) rejects the government's plan to simplify the value of rupiah (redenomination) in 2013.

Chairman of Indonesia Issuers Association (AEI) Airlangga Hartanto stated the rupiah redenomination will trigger inflation and disrupt activities in the Indonesian capital market.

Airlangga added that redenomination has been done by a number of countries when their inflation rates were high. However, Indonesia’s current inflation rate remains at 4.32 percent year on year.

Bank Indonesia and the government will implement redenomination or simplifying rupiah’s value.

But this is not easy because people have yet to understand the concept and it is still considered as decreasing the value of currency.