Sistem Presidensil di Indonesia Ngawur

Indonesia`s Presidential System Inconsequent

Reporter : Rizki Saleh
Editor : Heru S Winarno
Translator : Parulian Manalu


Sistem Presidensil di Indonesia Ngawur
Pemilihan Presiden (Foto: washingtonpost.com)

Jakarta (B2B) - Sistem Pemilihan Umum (Pemilu) yang dianut Indonesia adalah sistem yang keliru. Lembaga legislatif yang membuat undang-undang (UU) Pemilu juga harus dipertanyakan kredibilitasnya.

Peneliti Senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Syamsuddin Haris mengatakan sistem Presidensil di Indonesia adalah sistem politik yang salah. Pasalnya, pada sistem Presidensil seharusnya tahapan Pemilu Presiden sebagai pemegang kekuasaan eksekutif harus lebih dulu diselenggarakan sebelum Pemilu Legislatif (DPR).

"Sistem seperti itu lah yang dibolak-balik dan cuma ada di Indonesia. Sistem di Indonesia ini sebagai anomali dari sistem presidensil," kata Syamsuddin Haris dalam diskusi di Bakoel Kafe, Cikini, Jakarta, Rabu (6/3).

Sesungguhnya di Indonesia, katanya lagi, menerapkan sistem Parlementer, karena Pemilu Legislatif diselenggarakan lebih dulu baru kemudian memilih pemegang kekuasaan eksekutif, perdana menteri atau presiden, yang dipilih oleh legislatif.

Dia juga menyoroti terlampau banyak penyelenggaraan pemilihan umum mulai dari pemilihan legislatif, pemilihan presiden dan pemilihan kepala daerah.

"Kalau mau menerapkannya serentak, itu tidak akan memakan biaya," ungkap Syamsuddin.

Jakarta (B2B) - Electoral System (Election) system adopted by Indonesia was erroneous. The legislature makes laws (UU) election must also be questionable credibility.

Senior Researcher Indonesian Institute of Sciences (LIPI) Syamsuddin Haris said the presidential system in Indonesia is wrong the political system. Because, at the presidential system, should stage presidential elections should was held before the legislative elections (DPR).

"The system that is be inverted and only in Indonesia. System in Indonesia is the anomaly of the presidential system," said Shamsuddin Haris in discussions at Bakoel Kafe, Cikini, Jakarta, Wednesday (6/3).

Indeed in Indonesia, he said, applying the Parliamentary system, because the legislative elections was held first and then choose the executive government, the prime minister or the president, who is elected by the legislature.

He also criticized the election too much from the legislative elections, presidential and local elections.

"If implemented simultaneously, it's not going to cost," said Syamsudin.