Media Asing Soroti Ketegasan Presiden Jokowi terhadap Budi Gunawan

Indonesia Police Chief Row Sparks Crisis for Widodo

Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi


Media Asing Soroti Ketegasan Presiden Jokowi terhadap Budi Gunawan
Presiden RI Joko Widodo dan dukungan publik maupun para pekerja yang menuntut Jokowi tidak melantik Komjen Budi Gunawan sebagai Kapolri (Foto2: MailOnline)

PERSETERUAN antara penegak hukum Indonesia dan komisi antirasuah terkait pencalonan Kepala Polri (Kapolri) meningkat menjadi krisis terhadap untuk Joko Widodo, yang menjadi ujian berat bagi Presiden RI untuk menjalankan pemerintahan bebas korupsi.

Media asing MailOnline melansir hampir 100 hari memimpin sebagai Presiden RI, Joko Widodo memicu kontroversi sejak bulan lalu ketika ia menominasikan Budi Gunawan, yang dikabarkan dengan elit politik dan diduga memiliki rekening bank tidak wajar, sebagai kandidat tunggal Kapolri.

Situasinya berkembang bagai bola salju beberapa hari kemudian ketika Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), menetapkan Budi Gunawan sebagai tersangka penerima suap, memaksa Jokowi untuk menunda - tetapi tidak membatalkan - pengangkatannya sebagai Kapolri.

Dijuluki polisi korup - yang pernah bentrok dengan lembaga paling populer di Indonesia yakni - membalas dengan menangkap wakil ketua KPK atas tuduhan sumpah palsu beberapa tahun lalu, memicu kemarahan publik.

Wakil ketua KPK memilih mengundurkan diri, dan Polri kini mengancam untuk menuntut seluruh pimpinan KPK, sebuah langkah yang dicermati bertujuan melumpuhkan KPK.

Pengunjuk rasa pendukung KPK hampir setiap hari berunjuk rasa di depan kantor KPK mendesak Presiden Jokowi, yang berasal dari latar belakang yang sederhana dan pemimpin pertama Indonesia dari luar elit politik dan militer, untuk campur tangan.

Namun sejauh ini Presiden bertindak hati-hati terhadap skandal yang menjadi ujian sesungguhnya atas kepemimpinannya sebagai kepala pemerintahan dan kepala negara RI.

"Jika Jokowi bertindak salah dalam kasus KPK ini, citranya menjalankan pemerintahan yang bersih terganggu, rakyat sebagai pendukung utama pemerintahannya akan meninggalkan dia," kata Yohanes Sulaiman, pakar politik dari Universitas Pertahanan Indonesia, kepada AFP yang dilansir MailOnline.

Tekanan Politik
Joko Widodo, dikenal sebagai Jokowi, mendapat tekanan hebat untuk mengeluarkan keputusan politik terhadap kandidat Kapolri Budi Gunawan, dan kini dia tersudutkan.

Memaksakan keputusan untuk melantik tersangka korupsi kriminal menjadi Kapolri akan menghancurkan kepercayaan publik, tapi Jokowi bakal ditinggalkan koalisi parpol pendukungnya apabila ia menolak melantik Budi Gunawan.

Parlemen, yang mendukung kandidat Kapolri, mendukung penuh Budi Gunawan, dan banyak pihak - termasuk dari koalisi pendukung Jokowi - segera melantiknya sebagai Kapolri.

Budi Gunawan pernah menjadi menjadi ajudan Megawati Soekarnoputri ketika menjabat Presiden RI kelima, yang juga Ketua Umum PDIP pengusung utama Jokowi menjadi presiden, dan banyak pihak menduga Megawati sosok penting yang terus mendorong pelantikan Budi Gunawan.

Jokowi berusaha mengulur waktu embeli waktu sebagai cara keluar dari krisis politik. Ia meminta tim penasihat untuk merekomendasikan suatu tindakan, dan mereka mengatakan dia tidak perlu melantik Budi Gunawan.

Dari gelagat politiknya, tampaknya Jokowi akan menolak pelantikan Budi Gunawan dalam beberapa hari mendatang, Jokowi akan menghadapi tuduhan pemimpin peragu seperti pendahulunya Susilo Bambang Yudhoyono, yang sering dikritik karena lamban dan ragu-ragu mengambil keputusan politik.

Mantan wakil ketua KPK Erry Riyana Hardjapamekas, salah anggota Tim Sembilan yang membantu presiden, membela Jokowi dengan mengatakan dia lebih tegas daripada pendahulunya.

"Saya kira ada kemauan yang kuat untuk memecahkan masalah ini secepat mungkin," katanya, seraya menambahkan bahwa ia tidak berpikir Jokowi akan tetap melantik Budi Gunawan.

Pejuang Antikorupsi Dibidik
Di sisi lain, para aktivis antikorupsi khawatir krisis politik ini menempatkan KPK dalam bahaya yang lebih besar. Jika polisi meningkatkan tuduhan terhadap komisioner KPK sebagai tersangka, sesuai undang-undang maka akan terjadi kekosongan di pimpinan KPK karena semua menjadi tersangka.

Sementara krisis yang berlangsung saat ini mengancam kepemimpinan Jokowi, juga memicu kontroversi lebih luas tentang bagaimana mengatasi konflik yang melibatkan pimpinan Polri dan pimpinan KPK sejak beberapa tahun terakhir.

KPK menjadi musuh para koruptor di Indonesia sejak didirikan pada 2002 untuk memperbaiki catatan buruk di Indonesia terhadap pemberantasan korupsi. Aksi penyuapan merajalela terhadap negara dengan perekonomian terbesar di Asia Tenggara, yang menduduki peringkat korupsi ke-107 dari 175 negara berdasarkan indeks korupsi terbaru yang diumumkan Transparency International.

Peringkat nomor satu berarti negara paling korup.

KPK berhasil membongkar praktik korupsi oleh pejabat tinggi di Indonesia yang mengarahkan keyakinan pada sejumlah pejabat penting seperti mantan ketua mahkamah konstitusi (MK), yang dipenjara seumur hidup karena suap tahun lalu.

Beberapa pihak mengimbau Jokowi untuk memberikan kekebalan kepada komisioner KPK dari penuntutan selama menjabat pimpinan KPK.

"Saya perkirakan konflik ini menjadi pertempuran panjang, perseteruan yang sulit dihentikan," kata Hardjapamekas.

A FEUD BETWEEN Indonesia's law enforcement and its corruption watchdog over the nomination of a police chief has escalated into a full-blown crisis for Joko Widodo, testing the new president's pledge to usher in cleaner governance.

Barely 100 days into his term, Widodo sparked an outcry last month when he nominated Budi Gunawan, a politically-connected figure with a murky financial record, to be head of the national police.

The situation snowballed several days later when the anti-corruption agency, known as the KPK, named Gunawan as the subject of a bribery investigation, prompting Widodo to postpone -- but not cancel -- his appointment as police chief.

The notoriously corrupt police -- who have in the past clashed with the hugely popular KPK -- retaliated by arresting the agency's deputy chairman on years-old perjury allegations, triggering angry protests.

The deputy chairman has resigned, and police are now threatening to bring charges against the KPK's entire leadership, a move that the agency warns could paralyse it.

Activists rallying day after day outside KPK headquarters are urging Widodo, who comes from a humble background and is Indonesia's first leader from outside the political and military elites, to intervene.

But so far the president has taken a cautious approach to a scandal that is proving the first real test of his leadership.

"If he blunders in this KPK case, his image of running a clean government, he can kiss it goodbye," Yohanes Sulaiman, a political expert at the Indonesian Defense University, told AFP.

Political pressure
Widodo, popularly known as Jokowi, is under immense pressure to make a decision about Gunawan's future, but is backed into a corner.

Pressing ahead and installing a known criminal suspect as police chief would shatter his clean credentials, but Widodo risks revolt from political allies if he dumps Gunawan.

Parliament, which must endorse new police chiefs, has already backed Gunawan, and many parties -- including from Widodo's own coalition -- want to see him inaugurated.

Gunawan used to be a close aide of Megawati Sukarnoputri, the head of Widodo's political party who backed him for the presidency, and many suspect she is the one who is continuing to push the officer's nomination.

Widodo is seeking to buy time as he mulls a way out of the crisis. He asked a team of hand-picked advisers to recommend a course of action, and they said he should not press ahead with the nomination.

While he now seems likely to reject the nomination in the coming days, Widodo is facing accusations of dithering like his predecessor Susilo Bambang Yudhoyono, who was frequently criticised for his indecision.

Former KPK deputy chairman Erry Riyana Hardjapamekas, one of the special advisers assisting the president, said Widodo wanted to please but was more firm than his predecessor.

"I think there is a strong will to solve this problem as soon as possible," he said, adding he did not think Widodo would go ahead with Gunawan's inauguration.

Corruption fighters under fire
But activists fear every day that passes puts the KPK in greater jeopardy. If police level accusations against the remaining commissioners they will be forced by law to stand aside, hollowing out the agency's leadership.

While the current showdown has triggered an immediate crisis for Widodo, it has also prompted broader questions about how to stop the cycle of conflict that has seen the police and KPK lock horns over the years.

The KPK has made many enemies since it was established in 2002 to improve Indonesia's poor record on fighting graft. Bribery is pervasive in Southeast Asia's largest economy, which was ranked 107th out of 175 nations and territories in Transparency International's latest corruption index.

A number one ranking means the least corrupt.

The KPK has exposed graft at the highest levels, leading to convictions for high-profile figures such as the former top judge of the constitutional court, who was jailed for life for bribery last year.

Some are calling on Widodo to grant KPK commissioners immunity from prosecution during their tenures. However, others see tensions as inevitable until the graft-ridden police undertake drastic reform.

"I think it will be a long battle, a long war," said Hardjapamekas.