Gerindra, Ketua Umumnya Gagal Melaju ke Senayan
Indonesian Party`s Chairman Failed to Get Parliamentary Seat
Reporter : Rizki Saleh
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani
Jakarta (B2B) - Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Suhardi, calon legislatif (Caleg) nomor urut satu daerah pemilihan (Dapil) DI Yogyakarta hampir dipastikan gagal melaju ke Senayan. Suhardi kalah dengan caleg nomor urut empat, Andhika Pandu Purugabaya yang mengumpulkan sekitar 78 ribu suara.
"Ini karena money politics luar biasa besar. Tentu nilai saya tidak sangat buruk menyumbang sekitar 60 ribu suara ke partai," kata Suhardi, Senin (21/4).
Dia mengatakan, sistem terbuka yang mengandalkan suara terbanyak membuat siapapun yang memiliki uang berlebih berpotensi lolos menjadi anggota DPR.
Dia berharap, suatu saat nanti sistem yang berlaku sekarang dapat direvisi. Dengan demikian, caleg yang memiliki program jelas dan misi baik bisa duduk menjadi legislator.
Meski begitu, ia tidak menyesal telah gagal melewati ujian Pileg 2014. "Kerja saya tidak buruk selama dua tiga tahun terakhir bergerak ke masyarakat. Kenyataannya, partai tidak berhak menentukan caleg terbaik yang lolos," kata guru besar Fakultas Kehutanan UGM Yogyakarta itu.
Suhardi mengapresiasi pencapaian rivalnya, Andhika. Caleg berusia 31 tahun itu dinilainya berpotensi untuk meramaikan gedung DPR lantaran sanggup mendulang suara cukup besar.
Jakarta (B2B) - Suhardi, Chairman of Great Indonesia Movement Party (Gerindra) - number one candidate of electoral district of Yogyakarta - failed to get parliamentary seat in Jakarta. He was defeated by number four candidate, Andhika Pandu Puruguyaba, who collected about 78 thousand votes.
"It is because of enormous money politics, but I was not too bad in collecting 60 thousand votes for Gerindra party," Suhardi said on Monday as reported by Erik Purnama Putra.
According to Suhardi, the opened system that relies on majority votes makes anyone who has excess money can potentially qualify to be member of the House of Representative (DPR).
He hopes that someday the current system can be revised. Thus, candidate who has good programs and missions can be a legislator.
Suhardi did not regret his defeat in legislative election on April 9, 2014. The professor of Faculty of Forestry in Gadjah Mada University said that he had run good works for the last three years in community.
He also appreciated his rival, Andhika Pandu Puruguyaba, a 31 year old candidate who gained large voters.
