Pemilu 2014, TNI AD Peroleh 70% dari Rp100 Miliar Dana Pengamanan
Indonesian Army Receives Largest Percentage of Funds to Secure 2014 General Elections
Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi
Jakarta (B2B) - TNI Angkatan Darat (AD) memperoleh porsi terbesar dana pengamanan pelaksanaan Pemilu 2014, sekitar 60% hingga 70% dari dana pemilu yang dialokasikan pemerintah untuk TNI sebesar Rp100 miliar.
"Kami akan menggunakan dana yang diberikan pemerintah untuk perbantuan bagi Kepolisian," kata Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Budiman usai membuka Rapat Pimpinan TNI AD 2014, di Markas Besar TNI AD, Jakarta, Rabu pagi.
Selebihnya, pengamanan pemilu akan disinergikan dengan tugas pokok TNI AD agar bisa menghemat anggaran. Seperti, secara rutin TNI AD terus membaca perkembangan situasi di lapangan.
KSAD menginstruksikan para pejabat teritorial untuk benar-benar melihat situasi agar mampu memperkirakan kemungkinan-kemungkinan adanya gangguan di wilayahnya. Contohnya, bintara pembina desa (babinsa) harus mengetahui kemungkinan adanya persoalan di kampung, RT, atau RW.
Terkait persiapan pasukan pengendalian antihuru hara (PHH), Budiman mengatakan TNI AD sudah menyiapkan pasukan di setiap tingkatan. Di kodim akan disiagakan satu satuan setingkat peleton (SST) atau sekitar 20 prajurit. Di tingkat korem sebanyak satu hingga dua Satuan Setingkat Kompi (SSK) cadangan disiapkan. Sebanyak satu SKK setara dengan 100 prajurit.
"Di tingkat kecamatan, komandan daerah militer juga harus bisa memetakan ancaman di tingkat kecamatan. Di tingkat kota atau kabupaten, komandan distrik militer yang bertanggung jawab," kata Jenderal Budiman.
Jakarta (B2B) - Of the Rp100 billion allocated by the Indonesian government to the military for securing the upcoming general elections, around 60-70 percent have been given to the Army (TNI AD).
"We will use the funds from the government to assist the police," Chief of Staff of the Army General Budiman stated at the opening of the Armys leadership meeting at the Army Headquarters, here on Wednesday.
The Armys regional commanders should be able to map potential threats at the sub-district, city and district levels, he added.
A number of intelligent personnel will be deployed to anticipate disturbances. "Their task will not be to scare the people, but instead, to monitor the situation," he added.
The Army will also deploy anti-riot soldiers at every regional level. At the military district command (Kodim) level, it will deploy a platoon consisting of 20 soldiers. At the military resort command (Korem), around 100 to 200 soldiers will be deployed. At the military regional command (Kodam), there will be one battalion unit (or 1 thousand soldiers). And at the Army Strategic Reserve Command (Kostrad), three battalion units will be made ready.
In the leadership meeting, the Army Chief of Staff reminded his soldiers to remain neutral during the implementation of the 2014 general elections.
Indonesia will hold legislative elections on April 9, 2014, and presidential elections on July 9 this year.
